Seni adalah keindahan hasil karya cipta manusia
Cabang seni dibagi 4 :
- seni Rupa
- seni Musik
- seni Tari
- seni Sastra / drama
Fungsi Pendidikan Seni
1. Fungsi secara langsung, al ;
-media berekspresi diri
-media berkomunikasi
-media bermain
-media menyalurkan bakat
2. Fungsi tidak langsung, al :
karena seni mengolah kepekaan manusia terhadap alam & lingkungan serta hal- hal yang berkaitan dengan keindahan, maka melalui pendidikan seni manusia dapat memperoleh kehalusan budi pekerti
Pengembangan kemampuan dasar manusia ,al ;
a. Perkembangan fisik / gerak motorik
Gerak motorik dibedakan 2 : kasar & halus
Seni banyak terkait dengan motorik halus. Contoh menggambar, memain
kan alat musik, menari dll
b. Daya serap
Berkaitan dengan kemampuan menerima masukan dari inderanya (terutama : penglihatan & pendengaran )
c. Daya pikir
d. Emosi
Berkaitan dengan kemampuan manusia mengungkapkan perasaannya secara bebas & spontan.
Hal yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata dapat diekspresikan melalui karya seni
e. Daya cipta / kreatifitas
Kreatif berkaitan dengan penciptaan hal baru, unik, khas
f. Cita rasa keindahan
Berkaitan dengan kemampuan manusia dalam menata unsur-unsur seni secara harmonis berdasarkan kaidah-kaidah seni.
Nilai keindahan berkaitan dengan kepuasan batin. Kegiatan berolah seni berfungsi untuk menyelaraskan otak kanan &otak kiri sehingga membuahkan cara berfikir kritis & kreatif.
Seni Rupa Nusantara
Seni rupa menurut kegunaannya :
1. Seni rupa Murni ;
adalah karya seni rupa yang mengutamakan fungsi keindahannya / hanya dinikmati nilai seninya.
Contoh : Lukisan
2. Seni rupa Terapan ;
adalah karya seni rupa yang mengutamakan fungsi pakainya / kegunaan
Contoh : Baju batik
( seni rupa terapan juga dikenal dengan istilah : seni Kriya / kerajinan )
Seni rupa menurut wujudnya, dibedakan :
1. Karya seni rupa 2 Dimensi :
Adalah karya seni yang memiliki ukuran panjang & lebar, dalam menikmati karya seni, hanya dari satu arah.
Contoh : Lukisan
2. Karya seni rupa 3 Dimensi :
Adalah karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi / tebal ( memiliki volume ), dalam menikmati karya dapat dari segala arah
Contoh : Patung
Unsur Seni Rupa, terdiri atas :
1. Titik
merupakan unsur rupa yang paling sederhana
2. Garis
terbentuk oleh rangkaian titik2 yang terjalin menjadi satu
3. Bidang
terbentuk oleh pertemuan beberapa garis
4. Bentuk
terbentuk oleh pertemuan bidang-bidang ( terbentuk ruang/volume )
5. Warna
merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen ( zat warna )
Warna dikelompokkan 3 :
-Primer : merah, kuning, biru
-Sekunder :
-Tersier :
6. Tekstur
merupakan nilai permukaan suatu benda ( halus / kasar )
7. Gelap terang
merupakan keadaan suatu bidang / perbedaan warna karena pengaruh cahaya
Prinsip Seni Rupa ( kaidah-kaidah )
Adalah yang menjadi pedoman dalam berkarya seni rupa :
1. Kesatuan
2. Keseimbangan
3. Irama
4. Pusat perhatian
5. Keselarasan
Ragam Seni Rupa Daerah, antara lain :
-Seni rupa 2 dimensi : gambar, lukisan, grafis / seni cetak
-Seni rupa 3 dimensi : patung, seni kriya/ kerajinan, disain
Gambar Bentuk
Menggambar bentuk adalah proses perekaman obyek diatas bidang 2 dimensi (kertas) melalui media, dengan ketentuan (mengutamakan) ketepatan/ kemiripan bentuk
Tema, gaya & penilaian karya seni Rupa ( Nusantara & manca negara )
Kebutuhan hidup manusia dapat digolongkan 3 ;
1. Kebutuhan Primer : mencakup pangan, sandang dll
2. Kebutuhan Sosial : berhubungan dengan manusia lain
3. Kebutuhan Integratif : berkaitan dengan citarasa keindahan
Untuk memenuhi kebutuhan ini manusia berfikir & membuat karya seni
Tema yang sering muncul dalam karya seni Rupa adalah seputar manusia & hubungannya dengan dunianya. Contoh al. :
- manusia & dirinya sendiri : Lukisan Afandi, Vincent Van Gogh, dengan tema
“Potret diri”
- manusia dengan alam sekitar : Lukisan pemandangan alam ,dll
- manusia dengan alam khayal : Lukisan ornament / dekoratif, contoh : wayang dll
Gaya karya seni Rupa ( Nusantara & manca negara ) ada 3 :
1. Tradisional :
a. Primitif : sederhana
b. Klasik : ( terjadi pada masa Hindu & Budha ) rumit & ornamental.
Contoh Wayang, Candi dll
2. Moderen
a. Representatif : artinya sesungguhnya/ nyata/ sesuai dengan keadaan
Contoh, aliran Realis, Naturalis, Romantis
b. Deformatif : artinya perubahan bentuk, menghasilkan bentuk baru,
namun bentuk asal / aslinya masih tampak
Contoh, aliran Surrealis, Impresionis, Ekspresionis, Kubis
c. Non Representatif : artinya bentuknya tidak dikenali
Contoh, aliran Abstrak
3. Post Modern : bersifat lebih kreatif, memadukan berbagai gaya yang ada
Penilaian karya seni Rupa
Adalah kegiatan Apresiasi yaitu menikmati, menghayati, menilai karya seni
GAMBAR REKLAME
Reklame ( bhs. spanyol ) : seruan yang berulang-ulang
Reklame menurut :
- Tujuannya a. reklame komersial, yaitu yang bertujuan kepentingan bisnis
b. reklame non komersial, yaitu untuk kepentingan social, kemanusiaan
- Sifatnya a. reklame penerangan
b. reklame peringatan
c. reklame permintaan / ajakan
- Medianya a. reklame Audio : media suara, contoh iklan radio
b. reklame Visual : media rupa, contoh ; poster-spanduk-plakat-etiket
-leaflet-brosur-logo-papan nama-baliho
c. reklame Audio Visual
Contoh iklan Televisi
Prinsip menggambar Reklame :
1. Komunikatif – artinya pesan yang ingin disampaikan mudah diterima oleh penerima
pesan / masyarakat
2. Komposisi – artinya penataan unsur-unsur yang terdapat dalam gambar reklame harus
ditata dengan serasi
3. Kesatuan – artinya diantara unsur-unsur yang ada harus mencerminkan satu kesatuan
yang utuh
4. Pusat perhatian – arinya agar gambar reklame lebih menarik, harus diciptakan satu
unsure yang bisa menjadi pusat perhatian
Langkah-langkah menggambar reklame :
1. Persiapan bahan & alat
( al. kertas, pensil, cat dll )
2. Pengaturan komposisi
( al. posisi kertas Vertikal / Horisontal dll )
3. Gambar bentuk ( obyek reklame )
( al. menyangkut sketsa obyek gambar, tulisan, pesan yang hendak disampaikan )
4. Pewarnaan
( al. penyelesaian akhir yaitu dengan mewarnai obyek yang sudah kita buat )
SENI LUKIS.
Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat ( pewarna ) diatas bidang datar ( kertas / kanvas )
Pembubuhan warna / cat tersebut diharapkan dapat mengekspresikan berbagai makna / nilai subyektif.
Melukis lebih bebas dibanding menggambar dalam mengekspresikan bentuk, warna. Melukis cenderung mengekspresikan jiwa pelukis.
Dapat disimpulkan dalam melukis akan menghasilkan bentuk yang berfariasi / sesuai jiwa masing-masing siswa / pelukis.
Bahan & alat
1. Bahan, adalah segala material yang dapat digunakan untuk kegiatan melukis. Bahan
dibedakan 2 :
a. Cat ( pewarna ) : al. cat air, cat minyak, crayon, pastel dll
b. Bidang lukis : al. kertas, kanvas, triplek dll
2. Alat, adalah segala perkakas yang dapat digunakan dalam kegiatan melukis
Contoh : kwas, pisau pallet, sprayer dll
Tehnik
Tehnik melukis adalah cara yang digunakan dalam melukis, al :
1. Aquarel / transparan
Adalah dengan sapuan warna yang tipis sehingga tembus pandang. Biasanya
menggunakan Cat air, Crayon
2. Plakat
Adalah sapuan warna yang tebal, kental, hasilnya tampak pekat & menutup.
Biasanya menggunakan Cat minyak
3. Spray atau terkenal dengan istilah Air brush
Media yang biasanya dipakai menggunakan Pylock
4. Pointilis / tehnik titik-titik
Adalah membuat lukisan dengan membentuk obyek yang tercipta dari
penyusunan titik-titik
5. Tempra
Adalah membuat lukisan pada diding-dinding tembok
Pengertian Seni Rupa Terapan (Artikel Lengkap)
Seni rupa adalah salah satu cabang seni
yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium
pengungkapan seni. Yang termasuk ke dalam rupa adalah garis, bidang,
bentuk (wujud), huruf, angka, warna dan bahkan cahaya. Karena perbedaan
rupa yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni
rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain dan
sebagainya. Seni rupa dibedakan ke dalam dua kategori yaitu:
- Seni rupa murni
Seni
rupa terapan adalah karya seni yang dirancang untuk tujuan
fungsional,yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
(kejiwaan) manusia yang tidak hanya bisa di pandang keindahannya, namun
juga dapat di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seni rupa terapan
memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang
bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan
dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Bentuknya berupa benda-benda
pakai atau benda guna untuk kebutuhan manusia. Contoh benda seni terapan
antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman,
kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.
Terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris adalah “Fine Art”.
Seni
rupa terapan berbeda dengan seni rupa murni. Karena seni rupa terapan
bukan hanya mengutamakan keindahan saja, namun juga fungsinya, sehingga
hal ini menjadi nilai plus bagi setiap karya yang dihasilkan. Seni rupa
terapan mengacu kepada aplikasi desain dan estetika terhadap benda-benda
yang dipergunakan manusia sehari-harinya. Sementara seni rupa murni,
diciptakan hanya untuk pemuasan ekspresi pribadi, seni rupa terapan
menggunakan desain dan idealisme kreatif untuk menciptakan benda-benda
keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi taman.
Dalam
pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada
faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak
lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena
membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni
terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula
terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah
tinggal.
Karya seni rupa terapan Nusantara adalah
karya seni rupa yang berwujud dua atau tiga dimensi. Seni ini memiliki
fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat di wilayah
Nusantara. Karya seni rupa terapan yang terdapat di indonesia sangat
beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya.
Karya
seni rupa terapan daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan
nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni
rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki
keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya.
Materi Tari
Indonesia di kagumi oleh negara lain karena banyaknya kebudayaan di dalamnya. Perbedaan kebudayaan itu membuatperdaban di indonesia menjadi beragam. Salah satu dari kebudayaan itu adalah seni tari trdisional di berbagai daerah.
Kesenian tari tradisional menggambarkan kehidupan di daerah tersebut. Sehingga seni tari tradisional dapat di katakan
sebagai lambang dari peradaban dari masing-masing daerah. Seni tari sangat diperlukan di berbagai aspek kalangan
seperti pada saat penyambutan calon-calon pemimpin di berbagai masing-masing daerah. Tari tradisional juga di
lakuakn pada saat pestarakyat di berbagai daerah. Namun kesenian tari tradisional lambat laun senakin memudar atau
bisa di katakan hampir punah di karenakan semakin majunya jaman di Indonesia. Bahkan seni yang dulunya berasal
dari Indonesia sekang banyak di ambil oleh negara lain atau di klim loeh negara lain. Ini membuktikan bahwa kesenian
di indonesia hampir memudar karena kemajuan jaman.
PEMBAHASAN
Seni Tari
Indonesia di kagumi oleh negara lain karena banyaknya kebudayaan di dalamnya. Perbedaan kebudayaan itu membuat
perdaban di indonesia menjadi beragam. Salah satu dari kebudayaan itu adalah seni tari trdisional di berbagai daerah.
Kesenian tari tradisional menggambarkan kehidupan di daerah tersebut. Sehingga seni tari tradisional dapat di katakan
sebagai lambang dari peradaban dari masing-masing daerah. Seni tari sangat diperlukan di berbagai aspek kalangan
seperti pada saat penyambutan calon-calon pemimpin di berbagai masing-masing daerah. Tari tradisional juga di
lakuakn pada saat pestarakyat di berbagai daerah. Namun kesenian tari tradisional lambat laun senakin memudar atau
bisa di katakan hampir punah di karenakan semakin majunya jaman di Indonesia. Bahkan seni yang dulunya berasal
dari Indonesia sekang banyak di ambil oleh negara lain atau di klim loeh negara lain. Ini membuktikan bahwa kesenian
di indonesia hampir memudar karena kemajuan jaman.
PEMBAHASAN
Seni Tari
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari
berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak
pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari
meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep
koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan
dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek
keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat
multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan
teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar
atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting
kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat
pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol
dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah
sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.
Unsur Pokok Tari
Media memiliki 2 pengertian, yaitu bahan dan alat. Bahan baku tari adalah gerak dan tubuh manusia sebagai alat untuk
mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman. Gerak tari terbentuk karena adanya kombinasi tenaga, ruang dan
waktu di dalam setiap gerak tari maka ketiganya disebut sebagai unsur pokok tari
Tenaga adalah kekuatan yang mendorong terjadinya gerak. Jenis tenaga adalah berat/ringan, kuat lemah.
Ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak yang bersifat harfiah, contohnya panggung terbuka,
panggung tertutup. Sedangkan bersifat imajinatif tercipta karena benda-benda di panggung dan karena gerakan penari,
arah gerak penari, teba gerak, tinggi rendah penari pada waktu menari.
Waktu adalah tempo yang diperlukan penari untuk melakukan gerak. Waktu tergantung dari cepat lambatnya (tempo)
penari dalam melakukan gerakan, panjang pendeknya ketukan (ritme) penari dalam bergerak dan lamanya (durasi)
penari melakukan gerakan.
Unsur Komposisi Tari
Pengetahuan komposisi tari adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana memilih dan menata gerakan
menjadi sebuah karya tari. Pengetahuan komposisi tari mempelajari tentang desain lantai, desain atas, desain musik,
dramatik, dinamika, tema, tata rias dan busana, tata pentas, tata lampu dan tata suara.
Desain lantai, desain atas, desain musik, dramatik, dinamika, tema, tata rias dan busana, tata pentas, tata lampu dan
tata suara disebut sebagai unsur komposisi tari.
Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis yang dibuat oleh formasi penari.
Desain atas adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai. Desain musik adalah pola ritmik
dalam tari. Desain dramatik adalah tahap-tahapan emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Dinamika
adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya variasi-variasi di dalam tari. Tema adalah ide persoalan dalam
tari. Tata rias dan busana adalah rias wajah dan pakaian untuk mendukung penampilan penari di atas pentas. Tata
pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari.
Seperangkat benda yang berada di atas pentas untuk mendukung pergelaran tari disebut dengan setting.
Tata lampu adalah penataan seperangkat lampu di pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata suara adalah
penataan seperangkat alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik iringan tari, pada waktu pergelaran tari
berlangsung.
tahapan-tahapan dalam penentasan tari
1. persiapan
- pemilihan penari.
- latihan: meliputi penataan gerak,komposisi dalam tari,penatnaan music.
- alat dan bahan : meliputi kostum penari,alat music,make up,lighthing dan properti.
2. pertunjukan
- penguasaan panggung
- penguasaan musik
- pebguasaan gerak
- penguasaan lighthing terhadap penonton
3.klasifikasi ulang pementasan
-kekurangan dalam pementasan
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari
berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak
pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari
meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep
koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan
dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek
keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat
multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan
teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar
atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting
kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat
pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol
dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah
sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.
Unsur Pokok Tari
Media memiliki 2 pengertian, yaitu bahan dan alat. Bahan baku tari adalah gerak dan tubuh manusia sebagai alat untuk
mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman. Gerak tari terbentuk karena adanya kombinasi tenaga, ruang dan
waktu di dalam setiap gerak tari maka ketiganya disebut sebagai unsur pokok tari
Tenaga adalah kekuatan yang mendorong terjadinya gerak. Jenis tenaga adalah berat/ringan, kuat lemah.
Ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak yang bersifat harfiah, contohnya panggung terbuka,
panggung tertutup. Sedangkan bersifat imajinatif tercipta karena benda-benda di panggung dan karena gerakan penari,
arah gerak penari, teba gerak, tinggi rendah penari pada waktu menari.
Waktu adalah tempo yang diperlukan penari untuk melakukan gerak. Waktu tergantung dari cepat lambatnya (tempo)
penari dalam melakukan gerakan, panjang pendeknya ketukan (ritme) penari dalam bergerak dan lamanya (durasi)
penari melakukan gerakan.
Unsur Komposisi Tari
Pengetahuan komposisi tari adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana memilih dan menata gerakan
menjadi sebuah karya tari. Pengetahuan komposisi tari mempelajari tentang desain lantai, desain atas, desain musik,
dramatik, dinamika, tema, tata rias dan busana, tata pentas, tata lampu dan tata suara.
Desain lantai, desain atas, desain musik, dramatik, dinamika, tema, tata rias dan busana, tata pentas, tata lampu dan
tata suara disebut sebagai unsur komposisi tari.
Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis yang dibuat oleh formasi penari.
Desain atas adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai. Desain musik adalah pola ritmik
dalam tari. Desain dramatik adalah tahap-tahapan emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Dinamika
adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya variasi-variasi di dalam tari. Tema adalah ide persoalan dalam
tari. Tata rias dan busana adalah rias wajah dan pakaian untuk mendukung penampilan penari di atas pentas. Tata
pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari.
Seperangkat benda yang berada di atas pentas untuk mendukung pergelaran tari disebut dengan setting.
Tata lampu adalah penataan seperangkat lampu di pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata suara adalah
penataan seperangkat alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik iringan tari, pada waktu pergelaran tari
berlangsung.
tahapan-tahapan dalam pementasan tari
1. persiapan
- pemilihan penari.
- latihan: meliputi penataan gerak,komposisi dalam tari,penatnaan music.
- alat dan bahan : meliputi kostum penari,alat music,make up,lighthing dan properti.
2. pertunjukan
- penguasaan panggung
- penguasaan musik
- penguasaan gerak
- penguasaan lighthing terhadap penonton
3.klasifikasi ulang pementasan
-kekurangan dalam pementasan
Seni Sastra di Indonesia : Pengertian, Perkembangan, Fungsi, Contoh, Bentuk
Artikel dan Makalah tentang Seni Sastra
di Indonesia : Pengertian, Perkembangan, Fungsi, Contoh, Bentuk -
Apakah kamu termasuk orang yang gemar membaca? Jenis bacaan apa saja
yang sering kamu nikmati? Banyak sekali manfaat yang kamu peroleh
apabila kamu rajin membaca. Kamu akan lebih tahu banyak hal dan dengan
bekal pengetahuan itu, kamu akan mudah menganalisis berbagai masalah dan
mampu mencari solusinya. Nah, apakah kamu dapat membedakan mana bacaan
atau buku yang tergolong hasil karya seni sastra dan bukan? Untuk
mengetahuinya, kamu perlu memahami pengertian seni sastra berikut ini.
Gambar 1. Ilustrasi saat perang di Kurukshetra dalam kitab Mahabharata. (Wikimedia Commons) |
1) Pengertian Seni Sastra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, sastra adalah bahasa
(kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa
sehari-hari). Definisi kedua menurut kamus ini adalah karya tulis, yang
jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan
seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.
Istilah sastra sendiri, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
”tulisan” atau ”karangan”. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan
dengan bahasa yang indah dan isi yang baik.
Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur
pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai
pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya
sastra disebut sastrawan. Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata ”sastra” bisa
pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra
tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini, sastra tidak banyak
berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana
untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Biasanya,
kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa lokal.
Misalnya, kamu yang bersekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah akan
mempelajari sastra Jawa, teman-temanmu yang bersekolah di Jawa barat
akan mempelajari sastra Sunda, dan seterusnya. Dari ketiga sumber di
atas, arti kata sastra selalu mengarah pada inti yang sama berikut ini.
a) Sastra berupa bahasa, untaian kata-kata, gaya bahasa, ungkapan.
b) Sastra tercurah dalam bentuk kitab, karya tulis, tulisan, karangan, lisan.
c) Sastra bernilai seni, indah, artistik, asli sastra berisi ajaran, pendidikan, instruksi, dan pedoman.
2) Bidang Seni Sastra
Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi dengan bahasa
yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran
tertentu. Oleh karena itu, seni sastra bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Seni Sastra Tulis
Sesuai namanya, seni sastra tulis adalah bentuk karya sastra yang
dituangkan dalam bentuk tulisan, yaitu kombinasi huruf yang mempunyai
makna atau arti. Banyak sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang
di masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi, cerita fiksi, dan
essai.
b) Seni Sastra Lisan
Seni sastra lisan adalah seni sastra disampaikan dengan bahasa lisan,
yaitu dengan dituturkan secara langsung kepada pendengar, dengan atau
tanpa iringan musik tertentu.
3) Fungsi Seni Sastra
Seni sastra yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat, di antaranya:
a) Sarana Menyampaikan Pesan Moral
Sastrawan menulis karya sastra, antara lain untuk menyampaikan model
kehidupan yang diidealkan dan ditampilkan dalam cerita lewat para tokoh.
Dengan karya sastranya, sastrawan menawarkan pesan moral yang
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan
martabat manusia. Sifat-sifat itu pada hakikatnya universal, artinya
diyakini oleh semua manusia. Pembaca diharapkan dalam menghayati
sifat-sifat ini dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Moral dalam karya sastra atau hikmah yang akan disampaikan oleh
sastrawan selalu dalam pengertian yang baik karena pada awal mula semua
karya sastra adalah baik. Jika dalam cerita ditampilkan sikap dan
tingkah laku tokoh-tokoh yang tidak terpuji, baik mereka berlaku sebagai
tokoh antagonis maupun protagonis, bukan berarti sastrawan menyarankan
bertingkah laku demikian. Pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah
sendiri dari cerita. Sesuatu yang baik justru akan lebih mencolok bila
dikonfrontasikan dengan yang tidak baik.
b) Sarana Menyampaikan Kritik
Seni sastra, terutama sastra tulisan dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan kritik atas fenomena sosial maupun politik dalam
masyarakat. Misalnya, novel atau puisi yang mengemukakan masalah
kemiskinan, perbedaan gender antara pria dan wanita, atau kesenjangan
sosial. Melalui sastra, masyarakat pembaca menjadi berempati dan
bersimpati yang pada akhirnya akan tergugah untuk berpartisipasi
menyelesaikan masalah-masalah sosial tersebut.
c) Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Penghargaan terhadap Kebudayaan Daerah
Sebagai bagian dari kebudayaan nasional, seni sastra Indonesia merupakan
wahana ekspresi budaya dalam rangka upaya ikut memupuk kesadaran
sejarah serta semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme dalam seni
sastra tidak hanya aktual pada masa revolusi saja, tetapi di era
globalisasi yang dapat mengancam sendi-sendi nasionalisme suatu bangsa.
4) Perkembangan Seni Sastra
Istilah ‘sastra’ memiliki arti tulisan. Secara lebih luas, sastra dapat
diartikan pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah bentuknya dan
mulia isinya. Keindahan bentuk hasil sastra yang kemudian lazim disebut
sebagai karya sastra terlihat dari puisi, prosa, lirik prosa, drama,
maupun bentuk karya sastra yang lain, baik yang tergolong ke dalam
sastra kuno, masa peralihan, sampai sastra modern, bahkan sastra
kontemporer pada masa mutakhir.
Ditilik dari segi bentuk, karya sastra adalah sesuatu yang dapat
menyenangkan hati, sedangkan bila ditilik dari segi isi, karya sastra
memiliki nilai guna bagi siapa saja yang mampu mengapresiasikannya.
Karya sastra bukan sekedar dibaca dan dihayati sebagai pengisi waktu,
melainkan di dalamnya terkandung nilai-nilai yang bermakna bagi
kehidupan.
Perkembangan seni sastra dapat dilihat dari zaman kuno, yaitu zaman
sebelum ditemukannya tulisan, ketika manusia mengembangkan seni sastra
melalui tradisi lisan yang diwariskan dari mulut ke mulut dan
disampaikan dari seorang penutur kepada orang lain dalam bentuk cerita
atau dongeng (cerita kancil yang mencuri timun petani), legenda (kisah
batu menangis). Kemudian pada zaman aksara, seni sastra telah mulai
dikembangkan dalam bentuk tulisan-tulisan atau karya sastra yang pada
waktu itu ditulis pada daun lontar. Peninggalan-peninggalan tulisan kuno
ini dapat kita lihat di beberapa museum seperti Trowulan, dan dapat
pula kita saksikan tulisan kuno di museum Bali yang mengisahkan tentang
kerajaan-kerajaan di Bali. Peninggalan-peninggalan tersebut menunjukkan
kepada kita hasil karya seni sastra pada zaman Hindu-Buddha.
Bila kita cermati lebih lanjut, ternyata masih banyak karya sastra yang lain peninggalan zaman Hindu-Buddha yaitu:
- Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh;
- Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh;
- Smaradhahana karya Mpu Darmaja;
- Wrattasancaya dan Lubdhaka karya Mpu Tanakung.
Pada akhir abad ke-16 sampai abad ke-17 masehi, pengaruh sastra Islam
baru nampak dalam sastra Melayu Islam yang diterima sebagai unsur yang
memperkaya, mendinamisir, serta mengangkat derajat sastra Melayu menjadi
cukup tinggi. Dalam perkembangannya terjadi integrasi yang kokoh antara
tradisi sastra Melayu dengan Islam.
Dalam sastra Melayu Islam muncul karya-karya Hamzah Fansuri seperti
Asrar al-Arifin Syair Perahu,Syair Dagang, Syair Si Burung Pingai.
Demikian pula karya-karya Ar-Raniri Tibyan fi Ma’rifat al-Adyan Shirot
al-Mustaqim Bustan al-Shalatin, juga karya Syamsudin Pase Mir’at al-Iman
Mir’at al-Mu’minin, dan sebagainya.
Sastrawan-sastrawan Indonesia yang kita kenal antara lain:
- Chairil Anwar
- Sutan Takdir Alisyahbana
- H.B. Yasin
- Ajip Rosidi
- Hamka
- N. H. Dini
- Umar Kayam
- Sapardi Djoko Damono
- Taufik Ismail
- W. S. Rendra
Seni sastra di Indonesia digolongkan dalam beberapa zaman sebagai berikut.
a. Pujangga Lama
Pujangga Lama adalah karya sastra Indonesia yang dihasilkan sebelum abad
XX. Pada masa ini karya sastra di Indonesia didominasi oleh syair,
pantun, gurindam, dan hikayat “Karya Sastra Pujangga Lama”.
b. Sastra Melayu Rendah
Sastra Melayu Rendah adalah karya sastra di Indonesia yang dihasilkan
antara tahun 1870-1942, yang berkembang di lingkungan masyarakat Cina
dan masyarakat Indo-Eropa.
c. Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Balai Pustaka adalah karya sastra di Indonesia sejak tahun
1920-1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman,
novel, cerita pendek, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan
syair, pantun, gurindam, dan hikayat dalam khasanah sastra di Indonesia
pada masa ini.
d. Pujangga Baru
Pujangga baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan
oleh Balai Pustaka terhadap karya sastrawan pada masa tersebut,
terutama terhadap karya sastra yang menyangkut nasionalisme dan
kesadaran kebangsaan.
e . Angkatan ‘45
Karya sastra angkatan ini diwarnai pengalaman hidup dan gejolak sosial politik-budaya.
f. Angkatan 50-an
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan
H.B.Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra didominasi cerita
pendek dan kumpulan puisi.
g. Angkatan 50-60-an
h. Angkatan 66-70-an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat
avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Karya sastra pada
angkatan ini sangat beragam dalam aliran sastra, seperti karya sastra
beraliran surreealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dan lain-lain.
Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok
ini, seperti Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman,
Bur Rasuanto, Gunawan Mohammad, Sapardi Djoko Damono, dan Satyagraha
Hurip, serta sastrawan yang dijuluki Paus Sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Seorang sastrawan pada angkatan 50 hingga 60-an yang mendapat tempat
pada angkatan ini adalah Iwan Simatupang. Pada masanya, karya sastranya
berupa novel, cerpen, dan drama kurang mendapat perhatian bahkan sering
menimbulkan kesalahpahaman. Ia disebut sebagai sastrawan yang lahir
mendahului zamannya.
Beberapa sastrawan lain pada angkatan ini adalah: Umar Kayam,
Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief
Budiman, Gunawan Mohammad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Widjaya,
Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lain.
i. Dasawarsa 80-an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980 ditandai
dengan banyaknya roman percintaan dan sastrawan wanita yang menonjol
pada masa tersebut.
j. Angkatan Dasawarsa 2000-an
Sastrawan angkatan 2000 mulai merefleksikan keadaan sosial dan politik
yang terjadi pada akhir tahun 90-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru.
Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak
melatarbelakangi kisah novel fiksi.
k. Cybersastra
Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak sastra
Indonesia yang tidak dipublikasi sebagai buku namun termaktub di dunia
maya (internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi
non-profit, maupun situs pribadi. Ada beberapa situs sastra Indonesia di
dunia maya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar